5 Strategi Merekrut Gen Z Sesuai Karakteristik Kerja
5 Strategi Merekrut Gen Z Sesuai Karakteristik Kerja

19 Jul 2024 09:10 103 Share

Meski masih menjadi perdebatan akan akurasi tahun kelahiran Gen Z, banyak yang menganggap bahwa gen ini lahir dari tahun 1997-2010. Banyak dari mereka sudah memasuki usia produktif dan pekerja. Survei dari BPS mencatat sebesar 27,94% penduduk merupakan Gen Z dan 25,87% merupakan Millennial. Pandangan dan karakteristik kerja Gen Z pun sedikit bergeser dari karakteristik sebelumnya.  Berikut pembahasan strategi merekrut gen Z.

Perlukah Merekrut Gen Z?

Sebagai generasi yang baru memasuki usia produktif, mereka mungkin masih belum sepenuhnya profesional. Kebanyakan dari Gen Z masih berada di level entry atau junior. Namun ini bukan berarti mereka tidak kompeten.

Keingintahuan generasi ini cukup tinggi dan kemampuan penguasaan teknologi tidak perlu lagi diragukan. Mereka tumbuh bersama teknologi dan sudah sangat terbiasa dalam memasukkan teknologi dalam segala aktivitas. Termasuk dalam bekerja, kebanyakan Gen Z cepat tanggap dan bisa beradaptasi.

Jika perusahaan membutuhkan SDM dengan penguasaan teknologi, cepat belajar, dan memiliki problem solving yang baik, Gen Z bisa Anda pertimbangkan. Meskipun di masa mendatang generasi ini akan menjadi bagian besar dari perusahaan, perusahaan bisa mempertimbangkan merekrut mereka sejak dini sesuai dengan kepentingan dan industri perusahaan.

Baca juga: 5 Tips Menjamin Hasil Rekrutmen Online Perusahaan

Karakteristik

Terdapat beberapa karakteristik dari Gen Z yang berkaitan dengan profesionalisme, diantaranya adalah:

  • Tidak bisa jauh dari internet
  • Mengutamakan keamanan baik fisik dan dalam dunia maya
  • Lebih peka terhadap isu sosial, ekonomi, lingkungan, dan kesehatan mental
  • Lebih toleransi
  • Berpikir kritis
  • Kompetitif dan realistis
  • Lebih menyukai bekerja secara mandiri dengan komunikasi tatap muka
  • Terbuka terhadap perubahan

Tips Merekrut

Berikut ini strategi untuk merekrut Gen Z yang bisa perusahaan perhatikan.

1. Menjaring Via Online

mencari kandidat

Sudah merupakan hal umum bahwa Gen Z mahir dalam dunia online dan bergantung pada internet sebagai solusi pertama mereka. Platform online menjadi pilihan utama yang paling tepat. Anda bisa menggunakan sosial media, grup messenger, atau job portal.

Job portal merupakan yang paling efisien karena biasanya memiliki banyak fitur penyaringan kandidat. Seperti halnya Rekrutiva, job portal dengan berbagai fitur yang memudahkan proses rekrutmen dari awal pemilihan kandidat, screening CV, sampai monitoring lamaran.

2. Perhatikan Employer Branding

Kebanyakan jobseeker Gen Z mencari seluk beluk perusahaan dari internet baik itu searching maupun dari sosial media. Pastikan perusahaan Anda memiliki employer branding yang rinci dan menarik. Baik dari review karyawan dan mantan karyawan, kejelasan industri, budaya kerja, dan lainnya.

Selain untuk memikat Gen Z, employer branding yang baik membuat perusahaan terlihat lebih jelas dari segi tujuan, industri, dan kesuksesan dalam mensejahterakan karyawan. Perusahaan akan memiliki kekuatan branding yang baik dan dapat bersaing di industri terkait.

3. Memberikan Feedback

Kebanyakan dari Gen Z memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada setiap proses rekrutmen, dari mulai seleksi berkas hingga akhir interview, feedback dari perusahaan akan sangat berharga. Meskipun berupa penolakan, mereka akan berterima kasih dibandingkan tidak mendapat kabar.

Coba berikan feedback pada kandidat saat mereka berhasil dari suatu tahap rekrutmen. Seperti jika lolos di tahap interview HR, berikan tanggapan Anda akan kandidat tersebut setelahnya.

4. Mendukung Keragaman

keberagaman karyawan diversity employees

Gen Z sangat mementingkan tempat kerja yang beragam, adil, dan inklusif. Banyak dari mereka menyukai keragaman dan menjadikannya sebagai faktor kunci dalam pilihan pekerjaan. Selain itu, survei menyatakan bahwa kebanyakan Gen Z mengaku ragu bekerja di perusahaan yang tidak memiliki keragaman anggota tim, baik dari sisi gender, ras, maupun aksesibilitas.

5. Memfasilitasi Tempat Kerja yang Mandiri

Gen Z tumbuh dengan akses 24/7 ke informasi di perangkat seluler mereka. Ini membuat mereka lebih suka fasilitas kerja mandiri.  Generasi ini adalah generasi yang tidak ingin pekerjaannya bergantung pada orang lain. Mereka pun lebih menghargai penilaian berdasarkan pencapaian masing-masing diri. Banyak juga dari mereka yang ingin meng-handle proyek untuk mendapatkan perhatian lebih dari rekan kerja dan perusahaan.

Perusahaan tentu bisa mencoba mempekerjakan para generasi muda ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas. Meskipun memiliki karakteristik yang berbeda, bukan berarti kinerja generasi ini tidak bisa menyesuaikan diri dengan perusahaan dari berbagai industri. Selalu cari kandidat menggunakan Rekrutiva, platform pencari kerja yang gratis dengan fitur seleksi kandidat terlengkap.